Rabu, 29 Juni 2016

MAKALAH
PENGANTAR GEOFISIKA
(VULKANISME)

O L E H :
    NAMA             : HASOFIANA
    NIM                 : 60400113074




JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2016




DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB  I  PENDAHULUAN.....................................................................................1
A.     Latar Belakang.......................................................................................1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................1
C.     Tujuan ...................................................................................................1
BAB  II  PEMBAHASAN......................................................................................2
A.     Pengertian Gunung Api..........................................................................2
B.     Proses Terjadinya Gunung Api..............................................................2
C.     Dampak yang Ditimbulkan dari Peristiwa Gunung Api terhadap Kehidupan dan Lingkungan...................................................................3
D.     Upaya untuk Meminimalisir Dampak Letusan Gunung Api.................4
BAB  III PENUTUP...............................................................................................6
A.     Kesimpulan............................................................................................6
Daftar Pustaka..........................................................................................................7


BAB  I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Akhir-akhir ini bangsa kita sedang duka berbagai bencan alam melanda tanah air Indonesia tercinta, mulai dari gempa bumi di Yogya dan menyusul tsunami dipantai selatan Jawa, selain itu bencana lainnya seperti bencan banjir bandang di Sinjai, beribu orang meninggal akibat bencana ini. Seolah tak mau kalah rentetan gunung berapi di Indonesia sudah mulai menggeliat, seolah-olah ingin mengeluarkan kedahsyatannaya.
Di satu sisi gunung memberikan panorama keindahan bagi yang melihatnya, selain itu udar sejuk telah memberikan kenyamanan bagi yang tinggal disekitar gunung tersebut. Namun, disisi lain ketika gunug itu menumpahkan isinya sehingga menimbulkan bencana bagi daerah sekitarnya, bahkan jika letusannya dahsyat akan banyak menelan korban jiwa dan harta benda yang dimilkinya. Maka perlu danya upaya untuk meminimalkan dampak dari bencana tersebut agar bencana itu tidak terlalu banyak menellan korban.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Gunung Api?
2.      Bagaimana proses terjadinya gunung api?
3.      Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pristiwa gunung api terhadap kehidupan dan lingkungan?
4.      Bagaimana upaya yang dilakukan dalam meminimalisir dampak dari bencana gunung api?
C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari gunung api
2.      Untuk mengetahui proses terjadinya gunung api
3.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari  pristiwa gunung api terhadap kehidupan dan lingkungan

4.      Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meminimalisir dampak dari bencana gunung api.


BAB  II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Gunung Api

Para ahli sampai saat ini belum mendapatkan kata sepakat mengenai batasan atau istilah baku tentang defenisi gunung api secara jelas. Ilmu yang secara khusus mempelajari gunung api adalah vulkanologi. Ada beberapa ahli yang mendefenisikan gunung api, diantaranya yaitu:
1.      Koesoemadinata (1977) menyatakan bahwa gunung api adalah lubang atau saluran yang menghubungkan suatu wadah berisi bahan yang disebut magma. Suatu ketika bahan tersebut ditempatkan melalui saluran bumi dan sering terhimpun disekelilingnya sehingga membangun suatu kerucut yang dinamakan kerucut gunung api.
2.      Matahalemual (1982) menyatakan bahwa gunung api (vulkan) adalah suatu bentuk timbulan dimuka bumi, pada umumnya berupa suatu kerucut raksasa, kerucut terpancung, kubah ataupun bukit yang diakibatkan oleh penerobosan magma ke permukaan bumi.




Selasa, 28 Juni 2016

makalah metode seismik

MAKALAH
PENGANTAR GEOFISIKA
“METODE SEISMIK”

O L E H :
    NAMA             : HASOFIANA
    NIM                 : 60400113074




JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2016

DAFTAR  ISI

Halaman Sampul........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
A.       Pengertian Metode Seismik................................................................................
B.       Jenis Metode Seismik..........................................................................................
C.       Sistem Perekaman pada Metode Seismik..........................................................
D.       Keunggulan dan Kelemahan Metode Seismik...................................................
Daftar Pustaka............................................................................................................
















A.  PENGERTIAN METODE SEISMIK
Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran respon aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan  partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah. Gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direfleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam (sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi. Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intensif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.

B.  JENIS- JENIS METODE SEISMIK
Terdapat dua macam metoda dasar seismik yang sering digunakan, yaitu seismik refraksi dan seismik refleksi.
1.       Seismik refraksi (bias)
Metoda seismik refraksi mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-masing geofon memberikan informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari horison-horison geologi ini. Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan batuan cadas.
Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh sepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas.
2.      Seismik refleksi
Metoda seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic repleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.Seismic refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love. Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias, yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.

C.  SISTEM PEREKAMAN  PADA METODE SEISMIK
1.      Geophone / Hydrophone
Metode seismik memanfaatkan fenomena rambat gelombang seismik, yang merupakan gelombang usikan mekanis yang menjalar dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui lapisan batuan bawah permukaan bumi. Gelombang ini dapat mengalami pemantulan oleh perlapisan batuan yang memiliki perbedaan densitas dan kecepatan dalam merambatkan gelombang, dan kemudian terekam sebagai fungsi waktu. Sebagai unit perekam fenomena seismik tersebut, dalam dunia seismik eksplorasi pada khususnya, digunakan suatu sensor perekaman/ recivier khusus, yang juga jenisnya berbeda sesuai dengan daerah/lingkungan pengukuran. Untuk survey seismik darat, alat ini berupa geophone, dan untuk survey seismik laut berupa hydrophone.
Sensor geophone
Sensor Hydrophone
2.      Multi Channel Digital Seismic Recorder
Sistem perekaman data lapangan terdiri dari satu sumber seismik dan banyak penerima, dimana gelombang-gelombang seismik terpantul (refleksi) tiba ke permukaan hampir bersamaan. Kondisi tersebut mengakibatkan perekaman dilakukan secara simultan, dengan suatu instrumen multiplexer. Multiplexer berfungsi sebagai pencuplik amplitudo gelombang, yang dengan mekanismenya berputar sangat cepat, mencuplik gelombang 1 dari penerima 1 ke 2, 3, dst, mencuplik gelombang 2 dari penerima 1,2,3, dst. Mekanisme tersebut menyebabkan amplitudo gelombang seismik tidak terekam berdasarkan urutan waktu/trace seismik, namun berdasarkan urutan posisinya. Hal ini pun akan menjadi permasalahan tersendiri, yang dalam tahapan Pengolahan Data Seismik dilakukan proses demultiplexing untuk mengatasinya.
3.      Amplifier Gelombang Seismik
Banyak faktor yang mempengaruhi perambatan gelombang seismik melalui medium bumi, sehingga mengakibatkan adanya pelemahan amplitudo yang akan menjadi sulit untuk direkam seiring bertambahnya waktu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dipergunakan instrumen penguat elektronik (amplifier) yang nilai penguatannya (gain) dapat diatur sesuai dengan bertambahnya waktu. Terdapat dua macam amplifier yang umumnya digunakan :
Ø  Binary Gain Amplifier, dimana penguatannya dapat diatur naik +6 dB (penguatan sekitar 12 kali) dan turun -6 (pelemahan sekitar 0,5 kali).
Ø  Automatic Gain Control (AGC), amplifier yang mampu menguatkan sinyal yang terlalu lemah, sekaligus melemahkan sinyal yang terlalu kuat, sesuai dengan batas dynamic range­-nya.
4.      Formater
 Instrumen pemformat ini berfungsi untuk mengatur penempatan data di dalam pita magnetik.

D.  KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN METODE SEISMIK
1.      Keunggulan
a.       Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
b.      Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukan
c.       Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.
d.      Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.
e.       Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon.

2.      Kelemahan
a.       Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar jika diinginkan data yang baik
b.      Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.
c.       Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan komputer mahal dan ahli-ahli yang banyak.
d.      Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari metode geofisika lainnya.
e.      Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan











DAFTAR PUSTAKA