MAKALAH
PENGANTAR
GEOFISIKA
“METODE
GEOMAGNETIK”
O
L E H :
NAMA : HASOFIANA
NIM : 60400113074
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2016
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul........................................................................................................
Daftar
Isi.....................................................................................................................
A. Pengertian
Metode
Geomagnetik........................................................................
B. Medan
Magnet
Bumi..........................................................................................
C. Metode
Pengukuran Data Geomagnetik.............................................................
Daftar
Pustaka............................................................................................................
A. Pengertian Metode Geomagnetik
Metode magnetik
merupakan metode pengolahan data potensial untuk memperoleh gambaran bawah
permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik magnetiknya. Metode ini
didasarkan pada pengukuran intensitas medan magnet pada batuan yang timbul
karena pengaruh dari medan magnet bumi saat batuan itu terbentuk.
Dalam metode
geomagnetik ini, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa dimana medan
magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih
kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya
medan magnet pada bagian bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang
dipengaruhi suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan
pada anomali magnetik batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik
secara lateral maupun vertikal.
Metode ini
didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang diinduksi oleh
medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan sifat
kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari
suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat
penting di dalam pencarian benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap
jenis mineral atau mineral logam. Harganya akan semakin besar bila jumlah
kandungan mineral magnetik pada batuan semakin banyak.
Pengukuran
magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval antar titik
ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan mineral-mineral
tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan
sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetik
yang diakibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian
atas mantel.
B. Medan Magnet Bumi
Medan magnet
bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan
magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas
kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :
1. Deklinasi (D), yaitu
sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara
menuju timur.
2. Inklinasi (I), yaitu
sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari
bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
3.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang
horizontal.
4. Medan
magnetik total (F), yaitu
besar dari vektor medan magnetik total.
Medan
magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
a. Medan
magnet utama (main field)
b. Medan
magnet luar (external field)
c. Medan
magnet anomali
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target
dari pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan
(anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh
medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen
mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan
arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya
sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei
merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan
magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah
besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan
diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama
bumi.
Setiap
jenis batuan yang terdapat di bumi, yang mempunyai suatu medan magnet, akan
mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik. Dan dengan mempelajari karakter
spesifik tersebut, maka kita akan lebih mudah dalam mencari dan menemukan bahan
batuan tersebut.
Berikut
ini pengelompokan batuan atau mineral berdasarkan sifat magnetik yang
ditunjukan oleh kerentanan magnetiknya :
Ø Diamagnetik
: Mempunyai kerentanan magnetik (k) negatif dan sangat kecil artinya ialah
memiliki sitat magnetik yang lemah.
Ø Paramagnetik
: Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dengan nilai yang kecil.
Contohnya : kapur.
Ø Ferromagnetik
: Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar yaitu sekitar 106
kali dari diamagnetik/ paramagnetik. Sifat kemagnetan substansi ini dipengaruhi
oleh keadaan suhu, yaitu pada suhu diatas suhu Curie, sifat kemagnetannya
hilang.
C. Metode Pengukuran Data Geomagnetik
Dalam melakukan
pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah
magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di
lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton
Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat
medan magnetik total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei
magnetik adalah Global Positioning System
(GPS). Peralatan ini digunaka untuk mengukur posisi titik pengukuran yang
meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini dalam penentuan posisi
suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelit. Penggunaan sinyal satelit
karena sinyal satelit menjangkau daerah yang sangat luas dan tidak terganggu
oleh gunung, bukit, lembah dan jurang.
Beberapa
peralatan penunjang lain yang sering digunakan di dalam survei magnetik, antara
lain :
1. Kompas
geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi.
2. Peta
topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada
saat survei magnetik di lokasi
3. Sarana
transportasi
4. Buku
kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data
5. PC
atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.
Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan
menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable magnetometer. Data yang
dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan
magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan.
Dalam melakukan
akuisisi data magnetik yang pertama dilakukan adalah menentukan base station
dan membuat station - station pengukuran (usahakan membentuk grid - grid).
Ukuran gridnya disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan
pengukuran medan magnet di station - station pengukuran di setiap lintasan,
pada saat yang bersamaan pula dilakukan pengukuran variasi harian di base
station.
DAFTAR
PUSTAKA
(10 April 2016)
(10 April 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar