MAKALAH
PENGANTAR
GEOFISIKA
“BUMI”
O
L E H :
NAMA : HASOFIANA
NIM : 60400113074
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2016
DAFTAR
ISI
Halaman
Sampul.......................................................................................................i
Daftar
Isi..................................................................................................................ii
A. Pengertian
Bumi..................................................................................................1
B. Teori
Pembentukan
Bumi....................................................................................1
1. Teori
Kabut Kant (Nebula)............................................................................1
2. Teori
Planetesimal.........................................................................................1
3. Teori
Pasang Surut
Gas.................................................................................2
4. Teori
Bintang
Kembar...................................................................................2
5. Teori
Big-Bang..............................................................................................3
C. Lapisan-Lapisan
Bumi.........................................................................................3
1. Litosfer..........................................................................................................3
2. Hidrosfer........................................................................................................5
3. Atmosfer........................................................................................................5
Daftar
Pustaka..........................................................................................................7
BUMI
A. Pengertian Bumi
Bumi merupakan planet ketiga dari delapan planet dalam sistem Tata
Surya setelah planet Merkurius dan
Venus. Planet bumi juga merupakan salah planet dalam tata surya yang di huni
oleh berbagai jenis makhluk hidup. Jarak antara bumi dengan matahari adalah 149 km. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan
magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin
matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini
dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
B. Teori
Pembentukan Bumi
Teori-teori tentang proses terbentuknya bumi, yaitu sebagai berikut:
1.
Teori Kabut Kant
Immanuel
Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)
terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian
berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk
kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses
perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2.
Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika
bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori
Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas
bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya
hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga
hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi
antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada
bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi
terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi
yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut
planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang
pada akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.
3.
Teori
Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James
Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang
surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas.
Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat
kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang
tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan
merentang ke arah bintang besar itu.
4.
Teori
Bintang Kembar
Teori
ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini,
galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga
banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai
gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut
mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah
matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya
5.
Teori Big-Bang
Berdasarkan
Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang
lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu
lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk
suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk
sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan
memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk
planet bumi.
C. Lapisan – Lapisan Bumi
Menurut
komposisi (jenis dari materialnya), Bumi diselimuti oleh gas yang disebut
atmosfer. Pada permukaan bumi terdapat lapisan air yang disebut hidrosfer.
Bagian bumi yang padat terdiri atas kulit (kerak) atau lithosfer dan bagian
inti yang disebut centrosfer.
1. Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang
berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere
artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar
atau biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terdapat
senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer
sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang
terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira
35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65%
atau 2/3 bagian).
Ø Bumi tersusun dari beberapa lapisan yaitu :
a. Inti Bumi
(Barisfer atau Centrosfer)
Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan
padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari
barisfer sekitar 3.470 km. Inti bumi
dari kedalaman 6370 km kearah luar, terdiri dari dua bagian yaitu inti dalam
yang tebalnya 1320 km, dan inti luar 2160 km. Disebut barisfer karena ini bumi
mempunyai massa jenis yang besar (berat) yaitu 10,7 gram/cc, yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan kulit bumi (litosfer). Temperatur di inti bumi
diperkirakan tidak lebih dari 30000C. Adanya bahan nikel dan besi
ini yang menyebabkan bumi mempunyai sifat kemagnetan yang luar biasa.
b. Selimut (Mantel)
Lapisan ini
mempunyai 3 bagian berturut-turut, yaitu:
· Mesosfer : Lapisan ini dikedalaman sekitar 2900 km,
wujudnya padat terletak dibawah atenosfer dengan ketebalan 2400-2750
km.
· Astenosfer : Lapisan ini dikedalaman 700 km, wujudnya
agak kental tebalnya 100-400km. Diduga lapisan ini tempat formasi
magma.
· Lithosfer : Lapisan ini pada kedalaman 50-200
km, tebalnya sekitar 50-100 km, dengan masa jenis rata-rata 2,9 gram/cc.
Lapisan ini merupakan lapisan bebatuan yang mengapung diatas astenosfer
c.
Kerak
Lapisan ini merupakan bagian paling atas dari permukaan bumi dengan
ketebalan rata-rata 10-50 km. Ketebalan di atas benua antara 20-50 km, sedangkan
dibawah permukaan laut berkisar 10-12 km.
2. Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal
dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti
lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air
tanah dan uap
air yang terdapat di lapisan
udara. Hampir tiga
per empat bumi ditutupi oleh air dengan jumlah yang tetap dan hanya mengalami
perubahan bentuk. Hal ini terjadi karena air mengalami siklus yang disebut daur
hidrologi atau water cycle.
Bentangan air yang terdapat di daratan dipelajari dalam ilmu hidrologi.
Bentangan air yang terdapat di lautan dipelajari dalam ilmu oceanografi.
Bentangan air yang terdapat di atmosfer, yang mempengaruhi iklim dan cuaca,
dipelajari dalam ilmu meteorology dan klimatologi.
3. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuahplanet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai
jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai
dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa
lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut.
Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap.
Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan
menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa
luar.
Lapisan Atmosfer Bumi terdiri dari:
a.
Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer,
yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer
rata-rata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar
16 km dengan temperatur rata-rata 80°C.
Daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11
km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya
sekitar 8 km dengan temperature rata-rata 46°C. Lapisan ini selain terjadi
peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari
seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini.
Ciri khas yang terjadi pada lapisan troposfer adalah suhu (temperatur) udara
menurun sesuai dengan perubahan ketinggian, yaitu setiap naik 100 m dari
permukaan bumi, suhu (temperatur) udara menurun sebesar ± 0,5°C.
b.
Stratosfer
Stratosfer terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km
dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu,
artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari
permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti,
yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara
sekitar 0°C. Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan
mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50 - 60 km dari
permukaan bumi. Stratosfer terdiri atas tiga lapisan yaitu, lapisan isotermis,
lapisan panas dan lapisan campuran teratas.
c.
Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu
atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan
keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49 - 82 km dari permukaan
bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau
benda-benda angkasa luar lainnya. Udara yang terdapat di sini akan
mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan
menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya
terbakar di lapisan ini. Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu
(temperatur) udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter. Penurunan suhu
(temperatur) udara ini disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan
radioaktif yang negatif. Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81°C.
Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara
mesosfer dengan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar
-100°C.
d.
Termosfer
Termosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari
mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 82 km. Termosfer terletak
pada ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer ini
disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi
partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang
radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut dengan termosfer karena
terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar
19820°C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi
ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang
dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum
munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang
radio jarak jauh.
e.
Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer
terletak pada ketinggian antara 800 - 1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan
ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan.
Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan
atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini sering
disebut pula dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat
berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.
DAFTAR
PUSTAKA
(25
Maret 2016).
(25
Maret 2016).
(24
Maret 2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar